Generasi terselubung - Keberadaan pasukan elite militer sebuah negara bukan dominasi era modern. Pasukan elite yang terlatih, memiliki kemampuan lebih dibanding pasukan biasa sudah ada sejak zaman kuno. Bahkan, militer-militer abad pertengahan sudah memperhitungkan pentingnya pasukan pemukul yang tangguh bermental baja.
Armada-armada perang penting di zaman kuno juga menyiapkan pasukan elite ini secara khusus. Jumlahnya tidak banyak, tetapi efek kejutnya terasa. Tak heran jika zaman berganti, kisah legenda pasukan komando zaman kuno itu masih terdengar sampai sekarang.
Konon, pasukan-pasukan elite modern dibentuk sebagai inspirasi dari pasukan elit pada masa-masa sebelum perang menggunakan senjata modern dan canggih. Beberapa juga terinspirasi nama pasukan elite zaman baheula. Berikut pasukan elite zaman sebelum era modern dikutip dari berbagai sumber.
1. The Immortals
Kekaisaran Persia dikenal memiliki armada tempur yang dahsyat. Kalau tidak hebat dan tangguh, tentu kekuasaan mereka tidak akan sampai ke Eropa terutama Semenanjung Iberia serta Kaukasia.
Pasukan militer kekaisaran Persia yang legendaris dinamakan The Immortals atau pasukan abadi. Julukan ini datang dari sejarawan Yunani Kuno, Herodotos. Pasukan Abadi ini sangat dikenal pada masa Kekaisaran Akhemeniyah sekitar 550-330 SM.
Pasukan ini dinamakan Pasukan Abadi karena jumlahnya selalu tetap yaitu 10.000 prajurit. Dalam gambaran Herodotos, mereka sudah dilatih berat sejak kecil. Tulang punggungnya adalah orang Persia, Medes, dan Elam. Siasat yang sering digunakan pasukan ini adalah barisan depan menyerang musuh sementara barisan belakang melepaskan anak panah. Prajuritnya dikenal sangat setia pada kaisar dan akan melindungi kaisar sampai mati. Legenda pasukan abadi adalah saat Pertempuran Thermopylae ketika mereka menghancurkan pasukan Yunani Kuno.
2. The Knights Hospitaller
Pasukan ini beraksi pada Perang Salib I. Kehebatan dan kemampuan tangguh pasukan ini melegenda terutama karena keberanian dan kegigihan mereka.
Pasukan ini juga sering disebut dengan panggilan Knights of Malta atau Knights of Rhodes. Pada tahun 1565, Kekaisaran Ottoman berusaha merebut Malta yang dipertahankan habis-habisan oleh pasukan ini dalam pertempuran keras selama lima bulan.
Para ksatria pasukan ini mengenakan jubah berwarna hitam dengan salib berwarna putih. Keberadaan pasukan ini melemah saat penguasaan Malta oleh Napoleon pada 1798. Sisa-sisa pasukan terpecah dan menyebar ke seluruh Eropa. Mereka kemudian beralih menjadi organisasi kemanusiaan dengan nama Sovereign Military Order of Malta (SMOM).
3. The Varangian Guard
Ketangguhan Pasukan Penjaga Varangian dalam bertarung membuat mereka disebut-sebut sebagai tentara paling tangguh di Mediterania.
Pasukan Penjaga Varangian dalah pasukan elit milik Kekaisaran Bisantium. Mereka berkuasa pada sekitar abad 10-14 Masehi. Pasukan ini diyakini mayoritas berisi prajurit keturunan Viking dari Skandinavia.
Penjaga Varangia pertama kali dibentuk oleh Kaisar Basil II pada tahun 988. Vladimir I yang baru saja merebut kekuasaan di Kiev dengan angkatan bersenjata Varangia memberi 6.000 tentara kepada Basil sebagai bagian dari persetujuan bantuan militer. Basil menjadikan mereka sebagai penjaga pribadi karena ia tidak percaya kepada penjaga Romawi Timur asli, yang seringkali tidak setia.
Keberadaan pasukan ini memudar seiring dengan kemunduran Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran Bisantium.
4. The Hashashin
Konon kata Inggris the Assassin datang dari istilah pasukan Hashashin. Nama hashashin sendiri datang dari ritual pasukan ini yang seringkali menggunakan hasis atau semacam ganja. Ketangguhan pasukan ini terutama dalam hal menculik dan membunuh dengan pedang. Hashasin muncul di Iran sekitar abad ke-12.
Mereka sesungguhnya adalah pecahan dari shiah Ismaili. Pemimpin dan pendirinya adalah Hassan i Sabah. Pasukan sangat dikenal karena perebutan Benteng Alamut, sekarang berada di wilayah Iran dari kekaisaran Seljuq.
Benteng ini berdiri dengan lebar lima kilometer dan panjang 50 kilometer sehingga bukan urusan mudah bagi Pasukan Hashashin untuk merebutnya. Mereka juga dipercaya pernah memiliki sebuah kerajaan di barat laut Suriah.
5. The Jaguar Warriors
Ini adalah pasukan elit dari suku Aztec di Amerika Selatan. Senjatanya adalah batu tajam bergerigi. Pasukan Jaguar punya catatan mengesankan ketika berperang melawan invasi pasukan Spanyol.
Prajurit Jaguar dikenal sebagai pasukan elit militer Aztec. Ciri mereka adalah pakaian dengan corak bulu jaguar. Kehidupan Prajurit Jaguar Aztec diisi oleh pertempuran terus-menerus. Tujuan utama bangsa Aztec melakukan pertempuran tanpa henti adalah untuk memperoleh tawanan untuk dikurbankan kepada para dewa.
Pada usia 17 tahun, para lelaki muda Aztek menjadi prajurit dan menjalani pelatihan militer formal. Untuk memperoleh status dewasa, seorang lelaki harus menangkap tawanan dalam perang. Setelah berhasil menangkap sedikitnya empat orang tawanan, dia berhak menajdi seorang Prajurit Jaguar. Prajurit Jaguar, bersama dengan Prajurit Elang, merupakan unit militer elit yang keanggotaannya tidak dibatasi hanya untuk golongan bangsawan, dan rakyat jelata pun berhak menjadi pajurit elit jika memang mampu membuktikan diri dalam perang. Kekalahan dalam hal senjata membuat pasukan ini sulit menandingi kejayaan Spanyol di Amerika Latin.
6. Bhayangkara
Dalam Serat Pararaton, kitab tentang mitologi raja-raja jawa pertengahan, konon diceritakan bahwa Majapahit juga sudah pernah membentuk pasukan elit Bhayangkara yang dikepalai oleh Gajah Mada. Pasukan ini dibentuk pada masa pemerintahan Raja Jayanagara (1309-1328). Tugas mereka melindungi kerajaan dari serangan luar.
Pasukan bhayangkara ini sangat terkenal ketika masih dalam pimpinan Gajah Mada. Ditakuti di medan laga dan disegani di istana.
Kiprah Bhayangkara yang terkenal adalah saat pemberontakan Kuti pada 1316 Masehi. Gajah Mada, yang ketika itu memimpin pengawal raja, membantu Jayanegara melarikan diri dari ibu kota dan menyembunyikannya dari kejaran pemberontak.
Saat itu Jayanegara diiringi oleh 15 anggota pasukan Bhayangkara. Lama mereka tinggal di tempat pengungsian di Bedander. Ada satu anggota yang ingin kembali ke Majapahit. Permintaan itu ditolak Gajah Mada karena dia takut kalau-kalau orang itu akan memberi tahu Kuti tentang persembunyian di Bedander. Orang itu lantas dibunuh Gajah Mada. Gajah Mada dan pasukannya kemudian berhasil menumpas pemberontakan Kuti. Dia kembali ke Majapahit bersama raja dan pasukannya. Setelah itu, Gajah Mada cuti dua bulan