Searching...
Jumat, 19 Oktober 2012

Bangkit dari Kematian Sesaat Sebelum Dokter 'Memanen' Organ Tubuhnya

Seorang gadis Denmark terjebak dalam keadaan koma setelah mengalami kecelakaan mobil tragis. Tetapi secara ajaib ia terbangun sesaat setelah dokter menyatakan otaknya telah mati dan siap memanen organ tubuhnya.

Dokter menilai peluang Carina Melchior (20 tahun) untuk pulih sangat rendah dan meminta keluarganya mempertimbangkan donasi organ. Orangtuanya pun setuju dan dokter melepas respirator atau alat bantu napas yang melekat di tubuhnya.

Namun ketika dokter di Aarhus University Hospital, Denmark, tengah mempersiapkan dirinya untuk donasi organ, secara tiba-tiba Carina membuka matanya dan mulai menggerakkan kaki.

Kejadian ini tentu saja membuat terkejut seluruh staf di rumah sakit, terlebih orangtuanya, karena ia justru terbangun setelah dinyatakan mati otak dan dokter siap 'memanen' organnya.

Remaja ini kini masih dalam masa pemulihan di sebuah pusat rehabilitasi dan sudah mampu berjalan dan berbicara.

Namun keluarganya menggugat rumah sakit dan mengklaim bahwa dokter telah memutuskan untuk mencopot alat penunjang kehidupannya terlalu cepat agar dapat memanen organ tubuhnya.

"Mereka bandit bermantel putih, menyerah terlalu cepat karena mereka ingin menjadikannya donor organ," jelas ayah Carina, Kim, pada surat kabar Denmark Ekstra Bladet, seperti dilansir Medicaldaily, Sabtu (20/10/2012).

Tentu saja hal ini menjadi trauma yang besar baik bagi Carina maupun orangtuanya, yang telah yakin tidak ada lagi jalan keluar yang bisa dilakukan sehingga akhirnya menyetujui menyumbangkan organ tubuh putrinya.

Carina mengalami kecelakaan mobil pada Oktober 2011. Dia dirawat di rumah sakit dan tinggal di sana selama tiga hari sebelum dokter mengatakan bahwa aktivitas otaknya memudar dan berkonsultasi dengan keluarga untuk menghentikan pengobatan. Orangtuanya kemudian setuju untuk menyumbangkan organ tubuhnya.

Padahal donor organ hanya dapat terjadi setelah kematian otak. Namun, dalam kasus Carina, rumah sakit telah mengakui bahwa mereka membuat kesalahan serius dalam diagnosisnya.

Sumber : detikhealth.com
 
Back to top!