Searching...
Kamis, 25 Desember 2014
01.05

Bukti kasih ibu (kisah di balik tsunami Jepang )

Ini adalah kisah nyata pengorbanan seorang ibu saat gempa bumi di Jepang Maret 2011 lalu. Setelah gempa bumi reda, ketika penyelamat tiba di runtuhan rumah seorang wanita muda, mereka melihat mayat beliau melalui celah runtuhan dan timbunan tanah. Tetapi entah bagaimana posisi dia kelihatan agak aneh seperti sedang berlutut dan menyembah, dan dua tangannya mengendong sesuatu. Rumah runtuh itu telah menghantam punggung dan kepalanya.
Dengan usaha yang sulit, kepala pasukan penyelamat memasukan tangannya melalui celah kecil di dinding untuk mencapai badan wanita tersebut. Dia berharap bahwa wanita ini mungkin masih hidup. Namun badannya yang dingin dan kaku membuktikan bahwa wanita itu telah meninggal dunia.
Dia dan seluruh pasukan meninggalkan rumah itu dan mencari korban pada bangunan runtuh yang lainnya. Tapi entah kenapa, kepala pasukan ini seperti ditarik oleh satu kekuatan yang menariknya untuk kembali ke rumah wanita tadi. Sekali lagi, dia berlutut dan melalui celah runtuhan yang sempit melihat keadaan mayat itu. Tiba-tiba, dia berteriak kegirangan, “Seorang anak! Ada anak!”
Seluruh pasukan bekerja dengan berhati-hati. Mereka memindahkan objek runtuhan yang menghempas wanita itu hingga meninggal. Ternyata ada seorang anak lelaki berusia 3 bulan yang dibalut dengan selimut berbunga di bawah mayat ibunya. Jelas sekali, wanita itu telah berkorban hingga ke akhir hayatnya untuk menyelamatkan anaknya. Ketika rumahnya runtuh, dia menggunakan tubuhnya untuk melindungi anaknya. Anak lelaki itu masih tidur dengan nyenyak sewaktu kepala pasukan penyelamat itu mengangkatnya.
Dokter bergegas datang untuk memeriksa bayi tersebut. Selepas membuka selimut, ditemukan telepon genggam di dalam selimut tersebut. Tertera teks pesan pada layar telepon genggam itu, “Jika kamu hidup, kamu harus ingat bahawa ibu sayang kamu”. Pesan ini telah dikirimkan secara berantai dan setiap individu yang membacanya pasti menangis. “Jika kamu hidup, kamu harus ingat bahwa ibu sayang kamu”. Begitulah kasih sayang seorang ibu pada anaknya.
 
Back to top!