Searching...
Kamis, 05 Maret 2015
01.14

Ilmu tenaga dalam yang dijelaaskan secara ilmiah

ILMU TENAGA DALAM



Tenaga dalam atau istilah asingnya inner power adalah tenaga yang tersimpan dalam tubuh manusia dan mengendap di bawah sadar.tenaga dalam di sebut juga bio listrik atau gelombang energi elektromagnetik yang di pancarkan oleh seseorang yang telah mensinkronkan sumber-sumber listrik di dalam tubuhnya melalui olah napas [ pernapasan ],olah rasa[penghayatan dan visualisasi] dan olah raga( jurus-jurus ). jadi bio energi listrik di dalam tubuh ini dapat di olah melalui tiga saluran di dalam diri yaitu melalui pikiran, perasaan dan fisik.tenaga dalam ada yang menyebutnya tenaga prana berbentuk pancaran aura dan getaran-getaran seperti rasa dingin atau panas sesuai dengan cara orang itu melatihnya.latihan di lakukan dari bagian perut lalu di arahkan ke anggota badan yang di kehendaki seperti tangan, kaki dan lain-lain.tenaga dalam di bangkitkan melalui sistem pernapasan yang terarah dengan di gabung jurus-jurus tenaga dalam.
Tenaga dalam memiliki sifat defensif hanya bisa di lontarkan jika ada rangsangan yang datang dari luar.rangsangan itu bisa berupa serangan yang di sertai emosi,maksud jahat,sihir dll.seorang penyerang yang berniat jahat dengan emosi tinggi akan membangkitkan listrik di dalam tubuhnya yang besar dan berlawanan dengan orang yang di serang artinya orang itu akan menghasilkan gelombang elektromagnetik atau bio listrik yang berbeda arah sehingga terjadi bentrokan yang mengacaukan bio listrik si penyerang,tenaga lawan dalam bentuk getaran bila menabrak sistem getaran yang di serang sama dengan memberikan tenaga kepada yang di serang sehigga terjadi interaksi getaran akibatnya bio elektromagnetik tubuh yang di serang mengalami perubahan getaran[amplitudo]mirip beradunya aliran listrik positif dan listrik negatif maka tenaga yang besar akan di hasilkan dari perubahan tersebut sehingga terjadi respon[reaksi] balasan yang setimpal yang mengakibatkan si penyerang terpental.
Hawa panas dan hawa dingin
Tenaga dalam membentuk getaran-getaran yang tersalurkan pada urat-urat tubuh dan pembuluh-pembuluh darah apabila disalurkan. Getaran-getaran energi ini berbeda-beda, ada yang panas dan ada yang dingin, tergantung bagaiman cara orang itu berlatih. Energi panas (positif) dan energi dingin (negatif). Ukuran bangkitnya tenaga dalam yaitu dengan terasanya hawa hangat pada perut atau ulu hati. Hawa hangat ini tidak terpencar-pencar dan bisa kita salurkan ke bagian tubuh manapun yang kita mau. Makin lama hawa hangat itu semakin panas dan menyalurkannya semakin gampang. Tenaga dalam ini apabila disalurkan pada suatu titik tertentu akan membentuk kekuatan yang dapat dipergunakan untuk menghancurkan benda-benda keras, pengobatan dan lain-lain. Energi inilah yang dipergunakan oleh kalangan persilatan di dalam menambah mutu silatnya, juga dapat dipergunakan sebagai senjata yang ampuh.
Tenaga dalam untuk meningkatkan mutu silat
Tenaga dalam biasanya dikaitkan dengan aliran seni bela diri masyarakat Melayu. Dipercayai tenaga dalam ada pada diri semua manusia namun perlu dibangkitkan dengan kaedah-kaedah tertentu antara lain:

  1. Teknik pernafasan.
  2. Meditasi.
  3. Latihan jurus.
Dalam lingkungan masyarakat China, tenaga dalam sangat bergantung pada aliran chidalam tubuh kita. Aliran chi adalah aliran tenaga adalah tenaga dari alam dan tubuh kita yang menyatu. Ini juga tergantung pada keyakinan Yin-Yang.
Tujuan-tujuan membangkitkan tenaga dalam, di antara lain, adalah seperti berikut:

  1. Untuk kesehatan mental dan fisik.
  2. Untuk bela diri jarak jauh.
  3. Tenaga fisik menjadi jauh lebih kuat apabila tenaga dalam sudah mencapai tingkat tertentu. Jadi bila dengan tenaga fisik biasa kita hanya mampu mengangkat beban 50 kg, dengan dibantu penyaluran tenaga dalam kita dapat mengangkat beban yang lebih berat dari itu.
  4. Untuk mempertajam panca indera. Jadi kelima panca indera mulai dari penglihatan, pendengaran, penciuman, indera peraba dan perasa menjadi lebih peka pada tingkatan tertentu ke atas.
  5. Untuk membangkitkan indera keenam. Indera keenam yang lazim disebut dengan Extra Sensory Perception (ESP) bila sudah bangkit maka firasat kita akan menjadi tajam dan bisa mengetahui adanya bahaya sebelum terjadi. Selain itu juga bisa mengetahui niat jahat seseorang hanya dengan melihat sekilas raut wajah orang tersebut.
  6. Untuk menghancurkan benda-benda keras. Target kesanggupan memecahkan benda keras tersebut tergantung dari tingkatan tenaga dalam yang dikuasainya. Makin tinggi tenaga dalamnya, makin besar daya hancur terhadap sasarannya.
  7. Untuk meringankan tubuh.
  8. Untuk memperkuat memori otak.
  9. Untuk perawatan penyakit terutama penyakit yang tidak dapat dirawat oleh ilmu kedokteran modern.
Sebagian pengamal ilmu tenaga dalam mengatakan bahwa tenaga dalam dapat dijelaskan secara ilmiah. Namun hingga kini, belum ada kajian yang jelas secara ilmiah berkenaan tenaga dalam dan manfaatnya.
Sejarah Tenaga Dalam Indonesia
Tenaga dalam atau Krachtologi (berasal dari perkataan KRACHTOS yang berarti tenaga dan LOGOS yang berarti ilmu). Pada 4000 SM, Krachtologi sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno. Dalam sebuah buku Papyrus “Yedimesish Ontologia” yang sudah disalin dalam bahasa Gri Kuno, menceritakan, bila otot bahu digerakkan akan mengeluarkan tenaga aneh sehingga dapat merobohkan orang yang sedang marah (diktat Ameta, Krachtologi 23).
Dari Mesir, Krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia. Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan DAHTUZ ialah merobohkan musuh dari jarak jauh. Kaum bangsawan Persia dilatih sejenis senam waktu dinihari sehingga mereka mempunyai tenaga Daht itu. (Kracht 23). Dikatakannya pula bahwa orang-orang Badwi mempunyai Daht pada matanya, bila musuh akan menyerangnya, tiba-tiba musuh itu roboh. Mengapa orang-orang Badwi banyak mempunyai kekuatan mata seperti itu ? Hal ini disebabkan orang-orang Badwi dengan tanpa disadari melatih matanya dengan melihat jauh, memandang padang pasir yang luas membentang itu.
Orang-orang Cina, Tartar, Patan, Moghul, mengenal beberapa silat yang dapat merobohkan orang dari jauh. Silat Moghul yang terkenal diantaranya SHURULKHAN yang artinya tipuan licik untuk raja-raja, berbentuk silat dua belas jurus dari Taymour Lateph Baber (1460-1520). Yang boleh belajar silat itu hanya kepala-kepala suku dari orang Moghul Islam. Bukbisj Ismeth Bey murid Lateph Baber dapat memukul dengan toya sejauh satu mil. Bukbisj belajar Shurulkhan dari Baber selama 20 tahun. Dengan pisau jarinya ia dapat mengeluarkan usus lawan dari jarak satu tombak. Kawannya melihat ia belajar jurus sejak dini hari sampai matahari naik, dengan diselingi shalat shubuh. Taymour dan Bukbisj terkenal orang-orang yang fanatik madzhab Hambali dan sangat anti kepada orang sufi dan tan (Kracht 24).
Di Cina terkenal beberapa macam silat yang mempergunakan Kracht, diantaranya Gin Kang (ilmu meringankan tubuh) yang dapat dipergunakan melompat jauh, loncat tinggi dan berjalan diatas air. Kwie Kang dan Wie Kang hampir bersamaan, perbedaanya hanya pada jurus pertama. Kwie Kang dengan jurus tinju dan Wie Kang dengan jurus terbuka. Wie Kang yang disebut jurus sepuluh, tersebar sampai Vietnam, Campa, Malaya, dan Indonesia. Tumbuhlah menjadi beberapa aliran, diantaranya silat Mandar dari Sulawesi, silat Timpung dari Jawa Timur dan silat Nampon dari Jawa Barat, dan sebagainya. Shurulkhan pun masuk ke Indonesia dan pembawanya ialah orang-orang Cina Islam. Diantaranya orang Indonesia pertama yang belajar Shurulkhan ialah Tuanku Rao. Orang-orang Cina Islam menamakan silat itu Tou Yu Kang.
Penyebaran ilmu tenaga dalam di Indonesia
Pada awalnya tenaga dalam hanya dipelajari secara terbatas di berbagai perguruan silat. Para pendekar silat yang tercatat sebagai guru bagi para pendiri perguruan silat tenaga dalam generasi berikutnya antara lain:
1. Abah Khoir, yang mendirikan silat Cimande, Cianjur
2. Bang Madi, dari Batavia
3. Bang Kari, dari Batavia
4. Bang Ma’ruf, dari Batavia
5. Haji Qosim, dikenal juga dengan nama Syahbandar atau Subandari, dari kerajaan Pagar Ruyung
6. Haji Odo, seorang kiai dari pesantren di Cikampek
Perlu menjadi catatan bahwa pada masa ini belum dikenal teknik pukulan tenaga dalam atau pukulan jarak jauh. Silat yang diajarkan oleh Madi, Kari dan Syahbandar lebih bersifat fisik. Baik Madi, Kari dan Syahbandar dikenal sebagai pendekar silat (fisik) pada masanya. H. Qosim yang kemudian dikenal sebagai Syahbandar atau Mama’ Subadar karena tinggal dan disegani masyarakat desa Subadar di wilayah Cianjur. Sedangkan Madi dikenal sebagai penjual dan penjinak kuda binal yang diimpor asal Eropa.
Dalam dunia persilatan Madi dikenal pakar dalam mematah siku lawan dengan jurus gilesnya, sedangkan Kari dikenal sebagai pendekar asli Benteng Tangerang yang juga menguasai jurus-jurus kung fu dan ahli dalam teknik jatuhan. Pada era Syahbandar, Kari dan Madi banyak pendekar dari berbagai aliran berkumpul di Batavia. Batavia seakan menjadi pusat barter ilmu bela diri dari berbagai aliran, mulai dari silat Padang, silat Betawi kombinasi kung fu ala Bang Kari, juga aliran Cimande yang dibawa oleh Khoir.
Perkembangan Selanjutnya
Pada tahun-tahun berikutnya, perkembangan perguruan tenaga dalam layaknya MLM (Multi Level Marketing). Seseorang yang belajar pada suatu perguruan memilih untuk mendirikan perguruan baru sesuai selera pribadinya. Ini adalah gejala alamiah yang tidak perlu dimasalahkan, karena setiap guru atau orang yang merasa mampu mengajarkan ilmu pada orang lain itu belum tentu sepaham dengan tradisi yang ada pada perguruan yang pernah diikutinya.
Pertimbangan merubah nama perguruan itu dilatarbelakangi oleh hal-hal yang amat kompleks, mulai adanya ketidaksepahaman pola pikir antara orang zaman dulu yang mistis dan kalangan modernis yang mempertimbangkan sisi kemurnian aqidah dan ilmiah, disamping pertimbangan dari sisi komersial. Yang pasti, misi orang mempelajari tenaga dalam pada masyarakat sekarang sudah mulai berubah dari yang semula berorientasi pada ilmu kesaktian menuju pada gerak fisik (olah raga) karena orang sekarang menganggap lawan berat yang sesungguhnya adalah penyakit. Karena itu, promosi perguruan lebih mengeksploitasi kemampuan mengobati diri sendiri dan orang lain.
Aliran perguruan tenaga dalam yang mengeksploitasi kesaktian kini lebih diminati masyarakat tradisional. Dan menurut pengamatan beberapa pihak, perguruan ini justru sering “bermasalah” disebabkan pola pembinaan yang menggiring penganutnya pada sikap “kejawaraan” melalui doktrin-doktrin yang kurang bersahabat pada aliran lain dari sesama perguruan tenaga dalam maupun bela diri dari luar (asing).
Sikap ini sebenarnya bertentangan dengan sikap para tokoh seperti Bang Kari yang selalu wanti-wanti agar siapapun yang mengamalkan bela diri untuk selalu memperhatikan “sikap 5” yaitu :
- Jangan cepat puas.
- Jangan suka pamer.
- Jangan merasa paling jago.
- Jangan suka mencari pujian dan
- Jangan menyakiti orang lain.
Dan perlu diingat, perkembangan pencak silat sebagai dasar dari tenaga dalam itu, baik pelaku maupun keilmuannya dapat berkembang karena silaturahmi antar tokoh, mulai dari silat Pagar Ruyung Padang yang dibawa H Kosim (Syahbandar), Bang Kari dan Bang Madi yang merangkum silat Betawi dengan Kung Fu, juga Abah Khoir dengan Cimandenya, RH. Ibrahim dengan Cikalongnya. Setiap perguruan tenaga dalam memberikan sumbangsih tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Margaluyu menorehkan tinta emas sebagai perguruan tua yang banyak mengilhami hampir sebagian besar perguruan di Indonesia, dan cabang-cabang dari perguruan ini banyak berjasa bagi pengembangan tenaga dalam yang ilmiah dan universal. Sin Lam Ba, Al-Hikmah, Silat Tauhid Indonesia berjasa dalam memberikan nafas religius bagi pesertanya, dan aliran Nampon berjasa dalam memberikan semangat bagi para pejuang di era kemerdekaan. Terlepas dari sisi positif dari aliran-aliran besar itu, pengembangan aliran tenaga dalam yang kini masih memilih corak pengembangan bela diri dan kesaktian itu justru mendapat kritik dari para pendahulunya.
Pada tahun 1984 Alm. Sidik murid dari H Abdul Rosyid saat berkunjung ke wilayah Pati utara dan menyaksikan cara betarung (peragaan) suatu perguruan “pecahan” dari Budi Suci, menyayangkan kenapa sebagian besar dari siswa perguruan tenaga dalam itu sudah meninggalkan teknik silat (fisik) sebagai basic tenaga dalam.
Artinya, saat diserang mereka cenderung diam dan hanya mengeraskan bagian dada/perut. Kebiasaan ini menurutnya suatu saat akan menjadi bumerang saat harus menghadapi perkelahian diluar gelanggang latihan. Karena saat latihan hanya dengan “diam” saja sudah mampu mementalkan penyerang hingga memberikan kesan bahwa menggunakan tenaga dalam itu mudah sekali. Mereka tidak sadar bahwa dalam perkelahian di luar gelanggang latihan itu, suasananya berbeda. Dalam arena latihan yang dihadapi adalah teman sendiri yang sudah terlatih dalam menciptakan emosi (amarah).
Cara bela diri memanfaatkan tenaga dalam yang benar menurut Alm. Sidik sudah dicontohkan oleh Nampon saat ditantang jawara dari Banten dan saat akan dicoba kesaktiannya oleh KM Tamim. Yaitu, awalnya mengalah dan berupaya menghindar namun ketika lawan masih memaksa menyerang, baru dilayani dengan jurus silat secara fisik, menghindar, menangkis dan pada saat yang dianggap tepat memancing amarah dengan tamparan ringan dan setelah penyerang emosi, baru menggunakan tenaga dalam.
Pola pembinaan bela diri yang tidak lengkap yang hanya fokus pada sisi batin saja, sering menjadi bumerang bagi mereka yang sudah merasa memiliki tenaga dalam sehingga terlalu yakin bahwa bagaimanapun bentuk serangannya, cukup dengan diam (saja) penyerang pasti mental. Dan ketika mereka menghadapi bahaya yang sesungguhnya, ternyata menggunakan tenaga dalam tidak semudah saat berlatih dengan teman seperguruannya.
Fenomena pembinaan yang sepotong-potong ini tidak lepas dari keterbatasan sebagian guru yang pada umumnya hanya pernah “mampir” di perguruan tenaga dalam. Sidik mengakui banyak orang yang belajar di Budi Suci hanya bermodal “jurus dasar” saja sudah banyak yang berani membuka perguruan baru. Padahal dalam Budi Suci itu terdapat 3 tahapan jurus. Yaitu, Dasar Jurus – Jodoh Jurus dan Kembang Jurus (ibingan).
Karena tergesa-gesa ingin membuka aliran baru itu menyebabkan siswa sering tidak siap disaat harus menggunakan tenaga dalamnya. Dan Yosis Siswoyo dari Bandar Karima memberikan konsep bahwa keberhasilan memanfaatkan tenaga dalam ditentukan dari prinsip “min-plus” yang dapat diartikan : Biarkan orang berniat jahat (marah), aku memilih untuk tetap bertahan dan sabar.
Karena itu pembinaan fisik, teknik bela diri fisik, teknik, kelenturan, refleks dan mental bertarung perlu ditanamkan terlebih dahulu karena kegagalan memanfaatkan tenaga dalam lebih disebabkan mental yang belum siap sehingga orang ingat punya jurus tenaga dalam setelah perkelahian itu sudah usai.
Berdasarkan pengamatan, tenaga dalam berfungsi baik justru disaat pemiliknya “tidak sengaja” dan terpaksa harus bertahan dari serangan orang yang berniat jahat. Dan tenaga dalam itu sering gagal justru disaat tenaga dalam itu dipersiapkan sebelumnya untuk “berkelahi” dan akan lebih gagal total jika tenaga dalam itu digunakan untuk mencari masalah.
Tenaga dalam harus bersifat defensif atau bertahan. Biarkan orang marah dan tetaplah bertahan dengan sabar dan tak perlu mengimbangi amarah. Sebab jika pemilik tenaga dalam mengimbangi amarah, maka rumusnya menjadi “plus ketemu plus” yang menyebabkan energi itu tidak berfungsi. Dan dalam hal ini Budi Suci menjabarkan konsep “min – plus” itu dengan sikap membiarkan lawan “budi” (bergerak/amarah) dan tetap mempertahankan “suci” (sabar, tenang).
Memposisikan diri tetap bertahan (sabar) sangat ditentukan tingkat kematangan mental. Dan pada masa Nampon dan H Abdul Rosyid, tenaga dalam banyak berhasil karena dipegang oleh pendekar yang sudah terlatih bela diri secara fisik (sabung) sehingga saat menghadapi penyerang mentalnya tetap terjaga.
Sekarang semua sudah berubah. Orang belajar tenaga dalam sudah telanjur yakin bahwa serangan lawan tidak dapat menyentuh sehingga fisik tidak dipersiapkan menghindar atau berbenturan. Dan karena tidak terlatih itu disaat melakukan kontak fisik, yang muncul justru rasa takut atau bahkan mengimbangi amarah hingga keluar dari konsep “min-plus”.
Sejarah tentang tenaga dalam perlu diketahui oleh mereka yang mengikuti suatu aliran tenaga dalam. Ketidaktahuan tentang sejarah itu dapat menggiring seseorang bersikap kacang lupa kulit, bahkan memunculkan “anekdot spiritual” sebagaimana dilakukan seorang guru tenaga dalam yang karena ditanya murid-muridnya dan ia tidak memiliki jawaban lalu menjelaskan bahwa orang-orang yang ditokohkan dalam perguruan itu dengan jawaban yang mengada-ada. Misalnya, Saman adalah seorang Syekh dari Yaman, Madi disebut sebagai Imam Mahdi, Kari adalah Imam Buchori, Subandari adalah Syeh Isbandari. Dan jawaban seperti itu tidak memiliki dasar dan konon hanya berdasarkan pada kata orang tua semata.
Macam – macam pernapasan
1. Nafas perut
Tekniknya tarik nafas lewat hidung, perut ikut mengembang…buang halus lewat hidung sambil perut dikempiskan sekempis-kempisnya. Agak ditekan sedikit ke dalam. Gak perlu tahan nafas, otomatis antara tarikan dan buang nafas ada jeda barang sedetik sih. Inget untuk selalu rileks…gak perlu pakai konsentrasi berlebihan, tp cukup pindahkan perhatian pikiran ke perut. Posisinya bisa duduk atau bersila. Sebisa mungkin jangan bersandar. Lakukan min sepuluh menit. Kalau dasarnya udah kuat entar ada hawa hangat di perut. Kalau dilakukan semakin lama ntar atmosfir udara di sekeliling loe berubah jd sejuk, agak2 dingin malah.
2. Nafas dada
Tarik nafas lewat hidung, dada yang mengembang/naik. Usahakan posisi perut tetap rata, jd udara gak terlalu banyak masuk ke perut. Tahan senyaman mungkin. Idealnya minimal 3 detik. Semakin lama semakin bagus, tp yang terpenting sesuai kesanggupan…loe ngerasa nyamannya berapa lama. Buang halus lewat mulut. Otomatis dada ikut mengempis. Usahakan semua otot tubuh rileks. Cukup pindahkan perhatian pikiran ke dada. Lakukan minimal 10 menit juga. Kalau ada rasa hangat di dada pertahankan fokus perhatian ke rasa hangat td.
3. Nafas diafragma
Tarik nafas lewat hidung, tp dada + perut sama2 ikut mengembang. Pindahkan fokus perhatian ke ulu hati. Biasanya ada sedikit terasa tekanan di daerah ulu hati. Tahan senyaman mungkin, lalu buang halus lewat mulut sambil mengempiskan dada+perut. Tetap rileks…Lakukan minimal 10 menit juga.
Jd urutan latihan seperti diatas, nafas perut, lalu pindah ke nafas dada, lalu langsung pindah ke nafas diafragma. Usahan perpindahan antar tiap nafas sesmooth mungkin, and tanpa putus. Setelah kelar, lakukan lg nafas perut dengan santai…fokuskan perhatian ke area solar plexus (antara pusar dan perut bawah). Lakukan sampai terasa hawa hangat di area ini, kalau terasa teruskan nafas perut minimal 5 menit lg. Kalau tidak terasa hawa hangat, cukup lakukan nafas perut sampai suhu tubuh normal atau hawa disekeliling menjadi sejuk. (umumnya dalam proses latihan td suhu tubuh meningkat sampai mengeluarkan keringat yang cukup banyak).
Ini harus dilakukan, untuk menyimpan tenaga dalam yang sudah bangkit td di solar plexus…
Latihan dasar 1
Setelah itu duduk/bersila, posisikan kedua telapak tangan di atas lutut dengan telapak tangan menghadap keatas. Niatkan menyerap energi alam dan ditampung di tangan td. Dengan berniat otomatis otak mengirimkan perintah ke tubuh untuk mempersiapkan diri menyerap energi. Setelah itu rasakan dikedua telapak tangan….ada sensasi energi tidak? Kalau ada cukup pertahankan fokus perhatian ke kedua telapak tangan, sampai terasa berat/hangat sekali. Bayangkan energi yang diserap td tertampung di kedua tangan dan membentuk bola energi…..Setelah cukup (pakai intuisi bro…) masukkan ke tubuh melalui ubun2. Caranya angkat kedua telapak tangan yang sudah ada bola energinya td ke atas ubun2…lalu gerakkan ke arah belakang kepala sambil berniat/membayangkan energi masuk dan menyebar ke seluruh tubuh. Ulangi min 5 kali….
Untuk yang tidak merasakan sensasi energi di telapak tangan pada saat melakukan penyerapan energi alam ini, silakan lakukan latihan kepekaan dasar berikut:
1. Gosok2 kan kedua telapak tangan perlahan-lahan, kemusian semakin lama semakin cepat sampai kedua telapak tangan terasa panas.
2. Setelah terasa panas, pisahkan kedua tangan dalam jarak +/- 25-30 cm, dalam posisi saling berhadapan di depan dada.
3. Fokuskan perhatian ke ruang kosong antara kedua telapak tangan, rasakan sensasi gelombang elektromagnetic yang terjadi.
4. Apabila terasa sensasi energi yang cukup kuat, jauhkan jarak antara kedua telapak tangan perlahan-lahan sambil tetap merasakan sensasi energi yang ada.
5. Tahan jarak kedua telapak tangan sampai maksimal +/- 60 cm. Kemudian dekatkan lagi perlahan-lahan.
6. Ulangi langkah 1-5 diatas beberapa kali.
Tips:
-Lakukan serileks mungkin, gak perlu terlalu dipaksakan. Tahan nafasnya cukup senyaman mungkin…sekuat loe deh! Kalau gak kuat 10 menit tiap nafas, boleh 5 menit-5 menit dulu…
-Usahakan pakai baju yang agak longgar, jangan memakai aksesoris apapun (jam tangan, cincin dll)
-Untuk latihan nafas lakukan dengan mata terbuka..untuk menghindari ada pengejangan di area otot wajah dan kepala, sehingga energi latihan tdk banyak yang tersalur ke area kepala dl…
-Untuk penyerapan energi alam bs dilakukan dalam kondisi mata tertutup, dan lakukan dengan pernafasan biasa atau nafas perut..(silahkan pilih yang lebih nyaman & rileks)
- Untuk teknik Latihan Pernafasan Jangan disatukan, dimodifikasi dengan teknik latihan lain walaupun mirip. Pada teknik selanjutnya akan ada teknik membuka jalur energi yang apabila dikombinasikan bukan dengan teknik pernafasan diatas akan berakibat buruk bagi kesehatan.
 
Back to top!